facebook google twitter tumblr instagram linkedin

Find me on Social Media

  • Home
  • Travel
  • Life Style
    • Hobby
    • Fashion & Make Up
    • Health
  • Tips
  • About Me

Berbagi Rasa Berbagi Ilmu


Saya ingin membagikan review mengenai dua buku ini. Sebenarnya buku ini bukan milik saya, tetapi milik perpustakaan kantor, dimana itu adalah milik Ibu owner yang kemudian kumpulan buku-bukunya dibuat perpustakaan mini. Biasanya saya baca novel yang percintaan atau komik, nah karena penasaran tentang buku yang melegenda ini, saya pun coba baca.

Ulasan ini hanya untuk 2 series bukunya, Part 1 dan Part 2, karena yang ada di perpustakaan hanya itu, Hahaha... Untuk part selanjutnya, saya belum tertarik beli, karena perpustakaan mini di kos saya sudah penuh :D

Buku ini diterbitkan oleh Penerbit B First (PT Bentang Pustaka) dan ditulis oleh Trinity, the most inspiring woman in travelling world, especially Indonesia. Masing-masing buku ini cukup tebal, ada 250an halaman tiap bukunya. Buku ini berisi tentang kisah perjalanan Trinity mengelilingi benua Amerika. Review lengkapnya akan saya jabarkan di bawah dengan dibagi poin-poin penilaian *berlagak juri*

Gaya penyampaian
Trinity menggunakan gaya bahasa yang santai tapi tidak acak adul. Jadi penggunaan kata dan komposisi bahasanya itu masih sesuai aturan EYD tetapi tidak formal-formal amit. Enak dibacanya dan 'suasana'nya itu dapat. Kadang saya ketawa baca opini mbak Trinity di sebuah kejadian. Kadang juga ikut-ikutan merasa capek, seperti saya sendiri yang mengalami travelling itu. Saya suka gaya penyampaiannya, gak bikin bosen!

Isi materi
Seperti judulnya, isi bukunya mengenai pengalaman travelling selama 1 tahun. Seperti kita tahu, di toko buku, buku travelling, baik panduan atau pengalaman orang travelling, sudah banyak beredar. Dan dari opini saya bukunya mbak Trinity ini beda! Kenapa bisa beda?

  1. Ketika buku travelling lain tempat yang didatangi seperti jepang, korea, ASEAN, china, hongkong, dst, mbak Trinity travelling ke Benua Amerika yang nun jauh di sana. Yang bahkan keberadaannya samar-samar *lebayy*. Awalnya mikir ngapain baca travellingnya ke Benua Amerika yg kurang terkenal untuk travelling, paling juga gak seru atau biasa-biasa aja. Eh ternyata oh ternyata.. seruu bangeet! Bikin penasaran tentang cerita ke kota selanjutnya! Apalagi yang kultur budaya, alamnya yang beda jauh dengan Indonesia, dari cerita mbak Trinity jadi tahu banyak hal! Jadi terinspirasi juga mau ke sana, terutama Machu Pichu *buka dompet dulu*
  2. Mengenai keniatan mbak Trinity, masuk kategori SANGAT NIAT! Bagaimana tidak, kalau buku travelling kebanyakan bercerita untuk perjalanan 1 minggu/lebih, mbak Trinity malah 1 tahun! Sampai direlain keluar kantor.. Niaat sumpaah! Gak banyak orang Indonesia yang berani travelling seperti itu. Dengan metode travelling seperti itu, malah jadinya ngerasa benar-benar yang namanya travelling, bukan lagi namanya liburan. Jadinya tahu benar kebiasaan masyarakat sana karena hidup selama berhari-hari di sana walaupun status tempat tinggalnya di hostel. 
  3. Selain menceritakan pengalaman dan kejadian yang ia temukan selama travelling, terkadang ada tips travelling juga disisipkan. Jadi bukunya ini juga bisa jadi buku panduan travelling walau tidak terlalu lengkap. 
  4. Lebih mengenal Indonesia di mata dunia. Mbak Trinity juga mengemban misi mempromosikan tanah air di masa travellingnya ini. Dari bukunya, aku jadi tahu bagaimana Indonesia di mata orang-orang Benua Amerika dan bagaimana orang Indonesia yang tinggal di Benua Amerika. Dan di antara traveller mancanegara lain, mbak Trinity dan temannya merupakan orang Asia pertama yang mereka temui selama travelling mereka. Hahaha.. orang Indonesia jarang yang travelling jauh ke barat sih. Dan pembuatan visa untuk WN Indonesia di sana itu ribet, bahkan semacam 'direndahkan'. Banyak yang kurang tahu tentang Indonesia di sana. Syedih :(
  5. Tampilan gambar berwarna. Nah kalau gini kan enak, jadinya gak perlu berimajinasi membayangkan laut itu biru, pasirnya putih :D
Kesimpulan : Banyak informasi dan hikmah *beratt bahasanya* yang bisa didapat setelah membaca buku ini. Bisa menginspirasi, bisa untuk menambah wawasan, bisa untuk entertainment, bisa juga untuk kamus bahasa (ada kamus bahasa spanyolnya dikit hahaha)

Harga
Untuk harga, aku no komen, secara bacanya aja minjem hahaha...

Kesimpulan
Buku mbak Trinity sangat recommended untuk kamu-kamu yang suka travelling atau yang pengen lebih mengenal Benua Amerika, seperti para Latin, Meksiko, Kuba, dll. Pembawaan ceritanya pun gak membosankan, salah satu alasan kenapa buku ini jadi Best Seller. 
1:49 AM No comments

Pada pertengahan maret kemarin, aku dapat panggilan interview di Jakarta. Lokasi kantornya di daerah Jakarta Selatan. Sebagai seorang yang tinggal di Yogyakarta, kota yang kalem, damai dan nyaman, bepergian ke Jakarta seperti sebuah momok untukku. Melihat gambaran di Jakarta melalui media massa, media tv, dari pemberitaan yang aku lihat itu, kesanku tentang Jakarta : padat, macet, penuh emosi, tidak tenang (banyak yang marah2), banjir dan kotor. Untungnya bulan Januari dan Februari sudah berkunjung ke Jakarta dalam rangka dinas dan liburan, Dan ternyata, Jakarta tidak semenakutkan yang ku bayangkan.

Kalau perjalanan sebelumnya aku ada yang menemani baik dari Yogya atau pas di Jakarta, untuk yang satu ini, aku benar-benar sendiri 100%. Deg2-degan, takut atau was was sih tidak. Selama kita sesuai alur perjalanan dan berada di daerah yang ramai, Insya allah akan selamat di Jakarta. Sebagai persiapan, aku mencari informasi tentang transportasi umum di Jakarta, lokasi tempat penginap, tiket pulang-pergi Yogyakarta. Dengan bekal perjalanan tas punggung/ransel dan bawaan untuk menginap 2 malam karena tiket hari kedua habis T_T.

1) Tiket pulang pergi Jakarta - Yogyakarta
Langkah awal setelah mendapat tanggal pasti untuk waktu interview, pesan tiket Kereta Api pulang pergi. Selain kereta api, bisa juga dengan pesawat yang waktunya lebih efisien, waktu tempuh 1 jam. Kalau Kereta, waktu tempuh 8 jam. Karena tidak dikejar waktu dan sedang ingin berhemat, aku pilih menggunakan Kereta Api. Rutenya Jakarta Pasar Senen - Yogyakarta Lempuyangan
  • KA Berangkat : Bogowonto (150.000) 09:00 - 17:22
  • KA Pulang : Bengawan ( 80.000) 11:30 - 19:50
Waktu berangkat dua duanya on time, tetapi untuk waktu tiba molor sekitar 10-20 menit.

2) Memilih tempat menginap
Sebagai backpacker, pengiritan budget itu hal utama. Untuk mengirit, berarti tidak menginap di hotel, karena biaya menginap paling murah 250rb-300rb/malam. Sedang fasilitas yang kubutuhkan cuma tempat mandi dan tidur. Sebenarnya bisa juga tidak perlu booking penginapan, jika punya kenalan yang tinggal di Jakarta. Karena pertimbangan untuk bisa lebih dekat dengan interview, aku putuskan booking Hostel. Pilihanku jatuh di Pondok Heras Suite. Booking melalui traveloka, 2 malam total : 235rb-an. Cukup murah bukan? Dengan jarak ke tempat interview 1-2 km.

Pondok Heras Suite ini merupakan rumah biasa dengan pagar yang tinggi dengan alamat : 
Jalan Sungai Sambas VII No.26, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Indonesia, 12130
Lokasi cukup strategis menurutku. Dekat dengan Plaza Blok M dan Blok M Square. Jalan kaki sekitar 10-15 menit. Dan di dekat Blok M Square ada halte busway dan terminal. Termasuk wilayah ramai, Melawai, dimana deretan bank-bank dan restoran berjejer. Ada minimarket 7/11 juga.

Untuk kamar dipisah lelaki dan perempuan. Ada fasilitas dapur juga. Untuk kamar mandi ada shower. Di kamar cewek, ada meja rias dan ruangan ber-AC. Sayangnya, pintu kamar mandi transparan (gak sepenuhnya sih, tapi bayang2 orang keliatan). Kalau ada tamu yang lain, risih rasanya. Di malam pertama, ada 1 tamu lain jadi berdua di kamar. Tapi pas malam kedua, sendiri. Sendirian di antara banyak kasur rasanya gimanaa gitu hahaha.

Untuk bed-nya, model spring bed. Nyaman, empuk, tetapi ketika bangun tidur, kasurnya ikut blesek jadinya badan pegel2 :(. Di bed-nya, ada colokan, selimut, bantal. Bunk bed-nya bahkan sampai 3 tingkat. Tinggii...

Waktu nginep kemarin, yang jaga mas-mas 1 orang. Saat reservasi, biasanya kalau booking di traveloka, kita tinggal menunjukkan kode booking ke pegawai hotel trus nanti mereka cek cek. Kalau di sini, mas-nya malah gak ngecek apa2, lha gimana mau ngecek, komputernya gak ada hahahaa... Jadinya serba manual, aku dimintain Kartu identitas, trus mas-nya nulis data diriku dan jumlah berapa malam menginap. Lumayan memakan waktu dan kurang efisien sih menurutku.

Saat aku masuk dan keluar, aku tidak bertemu penghuni hostel lain (selain teman 1 kamar di malam pertama). Agak parno ngebayangin kalau di situ hanya berdua dengan mas-nya. Jadinya waktu tidur sendirian, aku kunci deh kamarnya.

3) Makan
Sempat khawatir makan di Jakarta budget membengkak. Secara kota besar gitu.. beda dengan Yogya. Katanya di sana sekali makan 30rb ke atas per porsi. Kalau yang murah, makan di pinggir jalan, kadang parno, itu higienis apa nggak, gara-gara lihat berita di TV tentang 'kekreatifan' pedagang Jakarta dalam meracik makanan.

Hari pertama : setelah tiba di stasiun Pasar Senen sore hari, kemudian lanjut ketemuan dengan teman kuliah di Atrium Senen sekalian makan malam. Makan di bento-bentoan, lupa nama restorannya. Pilih menu -lupa juga namanya- yang isinya nasi, brokoli dan daging. Untuk rasa, rasanya biasa saja, kurang menggugah selera. Harga : 50rb


Hari kedua : Karena jarak hostel yang dekat dengan lokasi interview dan nanggung juga jika naik gojek (12.000) aku memutuskan jalan kaki, sekalian lihat pemandangan. Jalanan rame, tapi tidak macet karena berada di daerah komplek perumahan bukan di jalan raya utama. Pilihan sarapan jatuh pada gerobak Bubur Ayam. Harga seporsi 10ribu. Murah menurutku dan enak juga. Kemudian mampir ke 7/11 membeli Aqua botol.

Makan siang di Gandaria City Mall, karena lokasi interview dekat dengan situ, sekalian juga mau kuliner makanan, walau jelas mahalnya T_T. Pilihan jatuh di Jeans Chilli Chicken, banyak yg review resto yang direkomendasikan. Ternyata ini restoran Korea. Dan saat itu, ada pengunjung korea yang ikut makan. Lucu dengarnya pas mereka manggil pelayan "Permisyii..." :D.

Aku pilih paket makanan bento -lupa namanya- yang isinya ada nasi, kimchi, ayam saos teriyaki, salad dan snack seperti bakwan+ocha tapi bentuknya kotak. Rasanya enaakkk. Tetapi pas makan daging ayamnya agak susah karena yang ada tulangnya, mau gak mau ya dipegang deh. Alat makan yang disediakan sumpit dan sendok, dua duanya berbahan aluminium. Harga total plus pajak (harga yang tertera di booklet belum termasuk pajak) jadi sekitar 70rb. Hiikss.. mahalll, cukup sekalii saja.



Makan malam beli di dekat hostel. Sebelumnya rencana ketemuan dengan teman di Plaza Blok M, tetapi dibatalkan karena dia lembur. Karena siang budget makannya lumayan, jadilah makan malam ini milih yang hemat aja. Di daerah melawai tadi, dekat bank BNI ada gerobak penjual makanan. Sebelumnya pernah baca review, di internet bahwa ada soto yang enak banget dan murah di dekat BNI Melawai. Aku pikir "Nah, pasti ini yang dimaksud" dengan hati senang, aku datengin gerobaknya. Pas udah deket, "lho kok nasi goreng?" Jiaah,, bukan ternyata. Berhubung sudah disapa sama bapaknya "pesan apa neng?" jadilah beli nasi goreng. Harganya murahh, 10rb juga. Kalau di Yogya, yang gerobakan gini kadang lebih mahal daripada yang di warung. Kalau di Jakarta kebalikannya.

Setelah dapat nasi goreng, dibungkus dengan sterefoam, aku mampir ke 7/11 beli air minum sekalian makan di situ. 7/11 ini berseberangan dengan Bank BNI tadi. Pas lagi makan sambil lihat2 suasana jalan, di sisi lain BNI (kalau nasi goreng timur, ini Barat) ada penjual gerobak makanan. "Lhaa apa itu yang di review? Tapi sudahlah, yang penting makan kenyang".

Hari Ketiga : waktunya pulang. Jadwal kereta masih siang nanti jam 11:30. Untuk sarapan, aku beli paket di 7/11, nasi ayam+air minum, 10rb. Lumayaan. Rasa nasi ayamnya biasa, tapi lumayan mengenyangkan. Untuk bekal makanan di kereta, aku beli paket yang sama di 7/11 yang 10ribu.

Jadi total pengeluaran untuk makan selama 3 hari 2 malam : 50rb + 10rb+70rb+10rb+10rb+10rb+10rb (minum) = 170rb

4) Transportasi umum + Jalan-jalan
Walau temanya interview, mumpung di Jakarta, sekalian dong jalan-jalan. Berikut aku urutkan sesuai urutan kunjugan.
  • Atrium Pasar Senen. Mall ini untuk ukuran Jakarta kecil, lokasi dekat dengan Busway Senen Central, Pasar Senen  dan stasiun. Dari stasiun, jalan kaki sekitar 5-10 menit. Seperti Mall pada umumnya, banyak toko-toko dan restoran, Waktu itu ada pameran baju murah di hall nya. Tapi menurutku masih mahal. 
  • Berkunjung ke Event Pameran Bridestory di Sheraton Hotel. Sheraton Hotel ini satu bagian dengan Gandaria City Mall. Setelah interview, aku langsung cuss ke event ini. Penasaran kayak apa, apalagi temanya pernikahan, bikin ngileerr,. hahahaa. Naik ke lantai 3 Sheraton Hotel dengan lift, begitu lift terbuka, langsung ke area event pameran ini. Dekorasinya W.O.W, beautifull~ dan bikin mupeng. Pengunjung yang datang kebanyakan Chinese hahaha. Keliatan tampang berduit hahaha. Dan sepertinya di event ini memang target pasarnya kalangan menengah ke atas. Dan aku nyasar dengan tampilan backpacker, tas ransel + outfit interview. Daripada kelamaan dipandangi, aku lngsung cus keluar. Sempat foto-foto suasana pamerannya. 
  • Jalan2 ke Tanah Abang dengan KRL. Lokasi interviewku di Gandaria dan itu dekat dengan stasiun KRL Kebayoran. Aku penasaran mau nyobain KRLnya Jakarta dan juga Tanah Abang yang terkenal itu. Jadilah setelah interview, meluncur ke stasiun KRL dengan gojek. Jaraknya tidak jauh sebenarnya, tapi trafik dan kondisi jalannya tidak mendukung untuk jalan kaki. Biaya tiket KRLnya 2500+10rb. Penjelasan detail tentang KRL ada di bawah. Tanah abang sendiri seperti kawasan ruko/toko kecil. Dan ternyata Tanah Abang itu luas. Ketika keluar stasiun KRL Tanah Abang, ruko yang diseberang itu sudah masuk kawasan tanah Abang. Truus, nanti ada Tanah Abang Blok G, semacam bangunan bertingkat. Dan di sisi lainnya, ada Tanah Abang Blok A, ini katanya khusus menjual produk premium, alias di atas 100rb-an. Waktu itu cuma mampir ke Tanah Abang Blok G, lihat-lihat saja, aku tidak ada beli. Untuk yang buat jualan atau harga grosir itu kawasan Tanah Abang seberang stasiun KRL. Untuk rute busway tidak ada yang langsung ke Tanah Abang, harus oper dengan angkutan. Karena saat itu aku sudah kakiku sudah lelah jalan kaki, jadi pulangnya naik Gojek.
  • Blok M Square. Aku ke Blok M Square saat hari pertama (tiba) dan hari ketiga (pulang). Karena pintu masuk-keluar busway harus melewati bawah tanah blok M Square. Saat tiba, itu malam hari jam 9an, turun dari halte, ternyata masuk ke bawah tanah Blok M Square. Banyak pedagang kios yang masih buka dan banyak juga yang tutup. Sempat bingung, keluarnya ke arah mana. Yang saat pulang, itu sekitar jam 9 pagi, Blok M yang di luar masih sepi. Yang buka masih bisa diitung jari. Turun ke bawah tanahnya lagi, yang ruko-rukonya sudah mulai banyak yang buka. Kemudian naik tangga, untuk ke halte Busway. 
  • Pasar Senen. Lokasinya dekat banget dengan Stasiun, jadi aku memutuskan untuk mampir sekaligus killing time menunggu kereta. Pasar Senen terkenal dengan barang2nya yang murah, tetapi lebih terkenal lagi dengan pusatnya baju bekas. Baju bekasnya ini baju bekas import, ada juga CD (celana dalam) bekas (beneraann), tas import bekas dan banyak lagi. Baju bekas ini ada di sekitar lantai 2 dan 3. Kalau aku lihat, ini mirip awul-awul pas sekatenan Yogya. Baju bekasnya dipajang pakai gantungan, ada juga manekin separuh badan tetapi dengan penampilan yang kusut. Kalau beruntung, bisa dapat baju bekas merk ternama dengan harga 50ribuan! Selain itu juga banyak yang jualan kacamata, seragam sekolah, seragam tentara/polisi, makanan (snack2) dan buah. Karena aku tidak berniat membeli apa-apa dan gak seru juga belanja sendiri, aku cuma muter2 saja. Sayangnya, kondisi lingkungan pasarnya kumuh, kotor, lantai banyak hilang tidak bertegel. Suasana ruko didalamnya juga kurang rapi dan bersih. Tapi walau begitu, Ada eskalatornya juga di dalam. 
Transportasi umum 
Dulu, kunjungan sebelumnya, dalam rangka dinas, biaya transportasi ditanggung perusahaan, Jadi biasanya naik taksi atau grabbike. Karena sekarang backpacker, naik gojek atau grabbike, hitungannya mahal dibanding naik busway dan krl. Jadilah aku mencoba transportasi busway dan krl. Paling naik gojek untuk daerah yang tidak terjangkau busway dan KRL atau kalau butuh cepat dan tidak capek. 

- Busway
Kalau sering lihat berita di tv atau koran atau media online, pasti tahulah tentang Busway.
Busway yang aku naiki merupakan versi kedua setelah kasus busway yang terbakar itu. Menurutku lebih nyaman dan lebih bagus. Busway sebelumnya. Yang versi sebelumnya, lantainya bunyi bunyi kalau kita injak berasa rapuh hahaha.
Dan bedanya lagi, ada pemisahan kubu cewek dan cowok. Kubu cewek bagian depan dekat supir, kubu cowok bus bagian belakang. Kalau penumpang lagi rame, biasanya campur cewek cowok di bagian tengah. Kemudian ada tanda diutamakan untuk orang tua, ibu hamil dan ibu yang menggendong anak. Ada slot khusus untuk pengguna kursi roda. Kernetnya masih muda dan di tiap halte yang akan didatangi, kernetnya pasti bersuara memberitahukan.

Kalau teman-teman bingung tentang rutenya, bisa dilihat di sini :


Untuk tiket busway tidak bisa dibeli one way route. Kita harus punya kartu e-money, seperti BCA Flazz, Mandiri e-money atau Indomaret Card. Ketika mau naik busway, di haltenya, kita tap kartu tersebut. Harga busway adalah 3500 sekali tap. Jadi jauh dekat hanya 3500 selama kita tidak keluar dari halte. Murah bukan? Dan lagi, menurutku busway yang sekarang nyaman dan aman. Saat aku menaiki busway kemarin, untungnya tidak pas jam sibuk, jadi penumpangnya tidak padat dan jalanan tidak macet.

- KRL atau Monorel
Merupakan transportasi kereta dalam kota yang menghubungkan ke kota Jabodetabek. Sayang, pemandangan yang dilalui KRL kurang enak, rumah-rumah kumuh di pinggir rel, daerah yang kurang terawat, tumpukan sampah, dll. Miriis :(

Untuk tarif, sangat muraah! 5 stasiun pertama dikenakan biaya 3000, stasiun kelebihannya dikenakan biaya 500/stasiun. Dan kita bisa beli tiket one way, alias tidak perlu berlangganan kartu KRL, tetapi dikenakan biaya tambahan 10.000 untuk jaminan biaya kartu. Uang jaminan ini akan dikembalikan setelah kartu kita kembalikan. Kalau kamu punya kartu Bca Flazz, kamu bisa gunakan untuk tap tiket di KRL. Sedang untuk mandiri e-money tidak bisa.

Jadi ingat, di sepanjang jalan Jakarta yang aku lewati, sedang ada banyak pembangunan. Penggalian tanah, Tiang-tiang tinggi di jalan raya, sepertinya itu untuk monorel. Semoga pembangunan segera selesai dan berjalan dengan lancar. Stasiun monorel pun beberapa masih dalam tahap pembangunan.

Untuk stasiun KRL Tanah Abang sepertinya sudah selesai, hanya saja gerbang keluarnya kurang menarik. Dan saat keluar stasiun Tanah Abang, di pinggir trotoar, antara pejalan kaki dan jalan raya ada sekat pembatas jalan. Nah di situ ada pedagang yang duduk menawarkan jajanan. Kalau biasanya pedagang kaki lima ambil tempat di trotoar pejalan kaki, yang ini ngambil tempat di jalan raya, jadi belakangnya mobil motor yang sedang berlalu lalang. Antara gregetan, kasihan dan sedih :(

Untuk penampakan kereta KRL menurutku bagus. Bersih, nyaman, ada rute KRL, ada mbak2 operator yang mengabarkan posisi juga ada pintu otomatis.

Selanjutnya tinggal perawatan dari pihak KA dan masyarakatnya agar KRL ini bisa awet dan menjadi solusi warga Jakarta.

- Gojek atau Grabbike
Sebelumnya, aku pernah nyoba Gojek dan Grabbike saat harga promo. Saat itu promo Gojek jauh dekat 10.000 sedang Grabbike 5.000. Muraah banget! Untuk transportasi dari bandara ke kota itu terbilang murah. Tetapi saat aku backpacker kemarin ini, promo itu sudah tidak ada. Tarifnya sudah beda. Untuk gojek 12.000 dibawah 20km, lebih dari 20km ada tambahan biaya.
Grabbike kadang bisa lebih murah atau lebih mahal dari gojek. Dan saat backpacker kemarin, aku naik Gojek 2x.

- Angkutan
Di tengah maraknya transportasi online, angkutan masih jadi idola. Karena ada beberapa rute angkutan yang tidak dijangkau busway. Saat istirahat di kursi pinggir jalan Tanah Abang, banyak angkutan yang bersliweran. Dan frekuensinya sering atau bahkan selalu ada. Lewat 2-3 angkutan, berselang beberapa detik sudah muncul lagi. Tidak seperti busway yang jarang sekali hahaha..

Sayangnya, pengemudinya kurang taat aturan. Kadang mereka menurunkan penumpang di tengah jalan atau bahkan di zebra cross!! Memang sih sedang tidak ada yang menyeberang dan jalanan lagi sepi, tapi tetap saja.... Dan ternyata penumpangnya juga gitu, cegat angkutan di tengah jalan raya, di pembatas jalan. Ckckck.. Yasudahlah...

Begitulah kira-kira pengalamanku backpacker di Jakarta selama 3 hari 2 malam. Maapkan kalau penulisannya kurang rapi atau kurang enak dibaca.
Terima kasih buat teman-teman yang sudah mampir.
Semoga artikel ini berguna untuk teman-teman ^_^

Kalau ada yang mau ditanyakan atau share pengalaman, boleh di bawah ini.. Dengan senang hati akan ku balas.. ^o^
12:08 AM 6 comments
Newer Posts
Older Posts

About me

About Me


Aenean sollicitudin, lorem quis bibendum auctor, nisi elit consequat ipsum, nec sagittis sem nibh id elit. Duis sed odio sit amet nibh vulputate.

Follow Us

Recommended Post

Tips Persiapan Backpacker Travelling ke Luar Negeri

Hari gini, travelling ke luar negeri sudah sangat mudah! Dengan dukungan internet dan kecepatan penyampaian informasi, siapa pun b...

Labels

finance jepang review story tips traveling

Blog Archive

  • ►  2017 (1)
    • ►  January (1)
  • ▼  2016 (7)
    • ►  November (1)
    • ►  October (1)
    • ►  August (1)
    • ►  July (1)
    • ▼  April (2)
      • [Review Buku] The Naked Traveller 1 Year
      • Pengalaman backpacker ke Jakarta
    • ►  March (1)
  • ►  2013 (1)
    • ►  May (1)

Recent Comments

Ad Banner
FOLLOW ME @INSTAGRAM

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates